Selasa, 07 Agustus 2018

DAMPAK NEGATIF AKIBAT PERTUMBUHAN EKONOMI YANG RENDAH


BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang

                 Selama ini banyak negara sedang berkembang telah berhasil menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih banyak permasalahan pembangunan yang belum terpecahkan, seperti : tingkat pengganguran tetap tinggi, pembagian pendapatan tambah tidak merata, masih banyak terdapat kemiskinan absolut, tingkat pendidikan rata-rata masih rendah, pelayanan  kesehatan masih kurang, dan sekelompok kecil penduduk yang sangat kaya cenderung semakin kaya sedangkan sebagian besar penduduk tetap saja bergelut dengan kemiskinan.
   Mengingat konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolok ukur penilaian pertumbuhan ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas, maka kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.

1.2. Perumusan Masalah

1.     Apa pengertian pertumbuhan ekonomi?
2.     Apa saja faktor-faktor penyebab rendahnya pertumbuhan ekonomi?
3.     Apa saja dampak negatif rendahnya pertumbuhan ekonomi?
4.     Bagaimana upaya mengatasi rendahnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia?
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

                        Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya.
            Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan kerja meningkat.
            Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu : (1) proses, (2) output per kapita, dan (3) jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat.
Simon Kuznet mendefenisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai “kemampuan negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya”.
Dalam analisanya yang mendalam, Kuznet memisahkan enam karakteristik yang terjadi dalam proses pertumbuhan pada hampir semua negara dan dari pendapatnya tersebut di bawah ini terlihat bahwa salah satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yaitu perdagangan (ekspor).

2.2. Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Pertumbuhan Ekonomi

                        Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu :
·      Faktor Sumber Daya Manusia
·      Faktor Sumber Daya Alam
·      Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
·      Faktor Budaya
·      Sumber Daya Modal

Kemerosotan pertumbuhan ekonomi nasional yang terjadi sejak krisis ekonomi bukan semata-mata karena faktor eksternal global, melainkan lebih karena faktor internal. Faktor internal dimaksud secara eksplisit dapat dirangkum dalam tiga faktor kunci yakni daya saing, inovasi, dan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Telisa (2008), misalnya, dalam penelitiannya berjudul Mapping East Asia Competitiveness in Monetary and Real Sector, mendapatkan bahwa posisi daya saing Indonesia di sektor riil dan moneter berada pada posisi (kuadran) yang buruk bersama-sama negara Kamboja dan Filipina. Hal ini berbeda dengan posisi negara China, Malaysia, Hong Kong, Jepang, dan Singapura yang berada pada kuadran baik untuk kedua sektor tersebut.
Temuan Telisa di atas juga didukung oleh International Institute for Management Development (IIMD). Institusi ini menempatkan ranking daya saing Indonesia pada 2007 berada di posisi 54, jauh menurun bila dibandingkan dengan pada 2003 yang menempatkan Indonesia pada posisi 49 dari total 62 negara.
Rendahnya daya saing di atas salah satunya tentu disebabkan rendahnya kualitas SDM. Badan Pusat Statistik (2008) mencatat dari total 105 juta angkatan kerja, sekitar 60% adalah mereka yang memiliki kualitas pendidikan di bawah sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP). Tidak itu saja, BPS juga mencatat jumlah tenaga kerja berpendidikan (diploma ke atas) yang masih menganggur pada 2007 diperkirakan hampir mendekati angka 11% dari total jumlah pengangguran yang sebanyak 10,5 juta. Dari jumlah tersebut sebanyak 60% adalah tenaga kerja di bawah usia 25 tahun.
2.3. Dampak Negatif Rendahnya Pertumbuhan Ekonomi
                        Adapun dampak negatif rendahnya pertumbuhan ekonomi yaitu :
·       Pengangguran
Salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kemakmuran suatu masyarakat adalah tingkat pendapatan. Pendapatan masyarakat akan mencapai tingkat maksimum jika tingkat pennggunaan tenaga kerja penuh dapat diwujudkan. Namun, pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, sumber daya menjadi terbuang percuma, tidak hanya itu produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan, pembangunan ekonomi, dan menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.



·     Daya beli masyarakat menurun
Ketika pertumbuhan ekonomi rendah terjadi, daya beli masyarakat akan menurun. Ini terjadi karena ketidakseimbangan antara barang dan jasa yang disediakan oleh produsen dengan jumlah konsumen yang akan membeli barang dan jasa tersebut.
Keberadaan pengangguran menyebabkan daya beli masyarakat berkurang sehinggga permintaan terhadap barang hasil produksi berkurang.Keadaan demikian tidak merangsang kalangan investor untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian,tingkat investasi turun sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak meningkat.
Pengangguran dapat menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dapat dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya).Sehingga, kemakmuran yang dicapai masyarakatpun lebih rendah.

·       Kriminalitas Meningkat
Dengan terjadinya pengangguran dan daya beli masyarakat yang menurun karena ketidakmampuan membeli barang dan jasa, menyebabkan kriminalitas meningkat. Keamanan dan kesejahteraan pun akan terganggu.


·       Ketidakstabilan perekonomian
Produksi barang dan jasa yang disediakan oleh produsen dengan jumlah konsumen yang akan membeli produk barang dan jasa tersebut tidak akan seimbang menyebabkan perekonomian tidak stabil menyebabkan banyak produsen yang bangkrut.
·       Penurunan Pendapatan Negara
Pendapatan negara yang berasal dari sektor pajak khususnya pajak penghasilan akan berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakatpun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar masyarakatpun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan perekonomian pemerintah akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.

·       Menambah Beban Pengeluaran Negara
Pengangguran menambah beban pengeluaran negara. Bagaimanapun juga setiap manusia memerlukan kebutuhan untuk bertahan hidup seperti makan. Namun jika manusia tersebut tidak bekerja dan tidak memiliki pendapatan, mereka tak kan mampu untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Dan untuk memenuhi kebutuhan mereka tersebut, pemerintah menyalurkan beras untuk orang miskin (RASKIN), bantuan tunai langsung (BLT) yang tentunya menambah anggaran negara dan mengurangi pendapatan negara.
2.4. Upaya Mengatasi Rendahnya pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Pertambahan penduduk yang pesat tidak selalu merupakan penghambat jalannya pembangunan ekonomi, asal saja penduduk tersebut mempunyai kapasitas yang tinggi untuk menghasilkan dan menghisap hasil produksi yang dihasilkan.Keberhasilan usaha pembangunan ekonomi dalam suatu negara dipengaruhi dan ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya yaitu faktor tenaga kerja.
Peranan tenaga kerja dalam pembangunan ditentukan oleh jumlah dan mutu tenaga kerja yang tersedia sebagai pelaksana berbagai usaha di lapangan pekerjaan yang tersedia. Tenaga kerja di negara – negara berkembang yang banyak bekerja di sektor pertanian dapat disalurkan pada sektor industri yang mampu menyerap relatif lebih banyak tenaga kerja, terutama yang bersifat padat karya. Jumlah penawaran tenaga kerja di negara – negara berkembang yang tinggi disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang pesat dapat dimanfaatkan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan oleh pemerintah. Pelatihan-pelatihan yang diberikan tersebut bertujuan untuk memberdayakan tenaga kerja yang berlebih agar sumber-sumber alam yang melimpah dan belum diolah secara maksimal menghasilkan sesuatu yang dapat menaikkan angka pertumbuhan ekonomi.
Jumlah penduduk yang banyak atau khususnya tenaga kerja yang menganggur, tidak selalu menjadi bahaya stagnasi dalam pembangunan. Tenaga kerja yang kurang produktif terutama yang terpaksa menganggur dapat dimanfaatkan dengan menciptakan lapangan kerja, yang direalisasikan melalui berbagai proyek pekerjaan umum. Sehingga penciptaan lapangan pekerjaan merupakan salah satu tujuan dari pembangunan.
Pembangunan ekonomi harus dibarengi dengan pembangunan dalam pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja. Salah satu peningkatan pendidikan terhadap tenaga-tenaga kerja di negara-negara berkembang, yaitu dengan melakukan inovasi pendidikan dalam semua aspek. Hal ini dikarenakan untuk mengisi lapangan kerja yang tersedia diperlukan tenaga kerja yang memiliki kecakapan dan keterampilan yang sesuai dengan keperluan pembangunan.
Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan ekonomi, manusia, sosial budaya, dan politik, untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur.Dalam melaksanakan pembangunan nasional, perluasan lapangan kerja dan peningkatan kualitas tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan.Masalah yang banyak dihadapi oleh negara – negara berkembang yaitu laju pertumbuhan penduduk yang sangat cepat sehingga menjadi masalah pokok dalam pembangunan ekonomi. Pengaruh pertambahan penduduk ini terlihat pada pengadaan kebutuhan-kebutuhan pokok secara total harus ditambah terutama pengadaan pangan dan mengakibatkan naiknya angkatan kerja.
Negara – negara berkembang tidak hanya dibebani oleh tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi tetapi juga angkatan kerjanya harus menaggung beban ketergantungan yang lebih berat. Selain itu, ledakan angkatan kerja banyak dialami oleh negara – negara berkembang yang tidak diikuti dengan meningkatnya perluasan lapangan kerja sehingga terjadi pengangguran baik di kota – kota maupun di desa – desa. Jumlah penawaran tenaga kerja yang tinggi di negara – negara berkembang tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas tenaga kerja.Tenaga kerja di negara-negara berkembang memiliki kualitas yang rendah bila dibandingkan dengan negara-negara maju sehingga tidak dapat bersaing dengan tenaga kerja di negara-negara maju.Indikator dari rendahnya kualitas tenaga kerja di negara-negara berkembang salah satunya dipengaruhi oleh pendidikan yang rendah.
Pembangunan ekonomi harus dibarengi dengan pembangunan dalam pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja. Salah satu peningkatan pendidikan terhadap tenaga-tenaga kerja di negara-negara berkembang, yaitu dengan melakukan inovasi pendidikan dalam semua aspek.Keberhasilan usaha pembangunan ekonomi dalam suatu negara dipengaruhi dan ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya yaitu faktor tenaga kerja.Peranan tenaga kerja dalam pembangunan ditentukan oleh jumlah dan mutu tenaga kerja yang tersedia sebagai pelaksana berbagai usaha dilapangan pekerjaan.Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat di negara – negara berkembang, khususnya tenaga kerja yang menganggur tidak selalu menjadi bahaya stagnasi dalam pembangunan ekonomi.Tenaga kerja yang terpaksa menganggur dapat dimanfaatkan dengan menciptakan lapangan kerja, yang direalisasikan melalui berbagai proyek pekerjaan umum.Sehingga permasalahan megenai tenaga kerja di negara – negara berkembang dapat teratasi dengan baik dan tidak lagi menjadi permasalahan yang menghambat pembangunan ekonomi.Peningkatan kualitas tenaga kerja yang direalisasikan melalui peningkatan mutu pendidikan dapat menjadi solusi dalam melaksanakan pembangunan ekonomi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ENTREPRENEURSHIP (KEWIRAUSAHAAN)

Definisi Entrepreneur dan Entrepreneurship dalam berbagai literatur agak berbeda satu sama lainnya. Kata entrepreneur dan entrepreneurship ...