BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.         
Latar
Belakang
Proklamasi adalah pernyataan suatu bangsa untuk
bebas dari penjajahan. Bangsa Indonesia telah melewati peristiwa itu setelah
tanggal 17 Agustus 1945 memproklamasikan kemerdekaan. Sejak saat itu Indonesia
berdaulat sebagai Negara merdeka dalam bentuk NKRI.
Proklamasi kemerdekaan yang di proklamirkan tanggal
17 agustus 1945 merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia kemerdekaan
merupakaan keinginan dari setiap bangsa di muka bumi ini, termasuk Indonesia.
Tidak pernah disadari kapan dan siapa akan memproklamirkan kemerdekaan
Indonesia. Karna itu kemerdekaan yang kita proleh tidak lepas dari rahmat tuhan
yang maha esa. Bangsa Indonesia tidak henti-hentinya berjuang untuk membebaskan
diri dari cengkraman bangsa penjajah. Ternyata kekalahan jepang dan menyerah
tanpa syarat kepada sekutu tanggal 15 agustus 1945 mempunyai arti penting
terhadap perjuangan bangsa Indonesia
Kekalahan ini membuka gerbang kemerdekaan karena
posisi jepang ditanah air hanya mempertahankan status quo dari sekutu.
Kekosongan kekuasaan inilah yang di manfaatkan oleh para pejuang di tanah air.
Perbedaan pendapat sempat mewarnai dalam menentukan waktu kemerdekaan antara
golongan tua dan tua. Setelah kemerdekaan di proklamirkan bukan
brartiperjuangan bangsa sudah selesai, tetapi tetap berjuang dalam
mempertahankan kemerdekaan yang sudah di peroleh. Sambutan meriah darah-daerah
di tanah air pasca kemerdekaan sebagai wujud kegembiraannya yang telah lama di perjuangkan
ditunggu-tunggu telah tiba. Di satu sisi sekutu ingin tetap mengembalikan
kekuasaan belanda di tanah air. Inilah yang menyebabkan terjadinya
peristiwa-peristiwa kedaerahan yang bersifat konvortatif menghadapi penjajah
belanda maupun inggris sebagai peristiwa yang bersifat kedaerahan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Berita Kekalahan Jepang Terhadap Sekutu Dan
Perbedaan Pendapat Antara Golongan Tua Dan Muda Yang Melahirkan Peristiwa
Rengasdengklok
Setelah
mengetahui bahwa Jepang telah menyerah terhadap sekutu, maka golongan pemuda
segera menemui Bung Karno dan Bung Hatta di Jln. Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Dengan
juru bicara Sutan Syahrir, para pemuda meminta agar Bung Karno dan Bung Hatta
segera memperoklamasikan kemerdekaan saat itu juga, lepas dari campur tangan
Jepang.Bung Karno tidak menyetujui usul para pemuda karena Proklamasi
Kemerdekaan itu perlu dibicarakan terlebih dahulu dalam rapat PPKI, sebab badan
inilah yang ditugasi untuk mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia.
Para
pemuda menolak pendapat Bung Karno sebab PPKI itu buatan Jepang, menyatakan
kemerdekaan lewat PPKI tentu Akan dicap oleh Sekutu bahwa kemerdekaan itu
hanyalah pemberian Jepang,para pemuda tidak ingin kemerdekaan Indonesia
dianggap sebagai hadiah dari Jepang.Bung Karno berpendapat lain, bahwa soal
kemerdekasan Indonesia datangnya dari pemerintah Jepang atau dari hasil
perjuangan bangsa Indonesia sendiri,tidaklah menjadi soal, karena Jepang toh
sudah kalah. 
Masalah
yang lebih penting adalah menghadapi sekutu yang berusaha mengambalikan
kekuasaan Belanda di Indonesia. Karena itu memperoklamasikan kemerdekaan
Indonesia diperlukan suatu revolusi yang terorganisasi, atas dasar itulah Bung
Karno menolak usul para pemuda.
Akibat
perbedaan pendapat tersebut, maka pada tanggal 16 Agustus 1945 sekitar pukul
04.00 dini hari, Ir. Sukarno dan Drs Moh Hatta dibawa ke Rengasdengklok, sebuah
kota kawedanan di pantai utara Kabuoaten Krawang Jawa Barat, dengan tujuan
untuk mengamankan kedua tokoh pimpinan tersebut agar tidak mendapat tekanan
atau pengaruh dari Jepang, inilah yang dimaksud dengan peristiwa
Rengasdengklok.Keberangkatan Sukarno Hatta ke Rengasdengklok dikawal oleh
Sukarni, Yusuf Kunto,dan Syodanco Singgih. Rengasdengklok dipilih karena
dianggap aman dan daerah tersebut telah dikuasai oleh tentara PETA dibawah
pimpinan Codanco Subeno. 
Sementara
itu di Jakarta terjadi perundingan antara para pemuda dengan Mr. Ahmad Subardjo
selaku wakil golongan tua yang menjabat sebagai penasehat dalam tubuh PPKI.
Dalam perundingan tersebut dicapai kata sepakat bahwa proklamasi akan
dilaksanakan di Jakarta. Pada sore harinya, tanggal 16 Agustus 1945 Mr.Ahmad
Subardjo datang ke Rengasdengklok dan mendesak para pemuda agar membawa kembali
Sukarno Hatta ke Jakarta. Setelah ada jaminan dari Mr.Ahmad Subardjo bahwa
proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan esok hari selambat lambatnya jam 12,
maka para pemuda bersedia membawa kembali kedua tokoh tersebut kembali ke
Jakarta.
2.2. Perumusan Teks Proklamasi
Setelah
sampai di Jakarta, malam itu juga Sukarno Hatta mengumpulkan para anggota PPKI
dan golongan pemuda. Meraka berkumpul di Jln. Imam Bonjol no.1, dirumah
Laksamana Muda maeda, kepala perwakilan angkatan laut Jepang di Jakarta.
Dalam
pertemuan di rumah Maeda, disepakati agar Sukarno Hatta menemui Mayjen
Nisyimura yang menjabat sebagai kepala pemerintahan Umum Angkatan Darat Jepang
untuk menjajagi sikap resmi Jepang terhadap rencana proklamasi kemerekaan
Indonesia. Ternyata Nisyimura tetap memegang teguh tugasnya menjaga status Quo
di Indonesia, dengan pengertian bahwa tidak boleh ada perubahan apapun di
Indonesia sampai pasukan sekutu datang, dan jepang hanya akan menyerahkan
kekuasaan kepada Sekutu. Akhirnya Sukarno Hatta kembali kerumah Maeda dan
mengadakan pertemuan dengan hasil keputusan Proklamasi kemerdekaan akan tetap
dilaksanakan dengan atau tanpa persetujuan Jepang.          
Melalui
berbagai pembicaraan dengan pemimpin pemimpin Indonesia, diputuskan dua hal
sebagai berikut : 
Pertama : diputuskan untuk segera
merumuskan teks/naskah proklamasi, adapun yang merumuskan adalah Sukarno, Hatta
dan Ahmad Subardjo. Setelah naskah selesai dirumuskan dan disetujui isinya,
terjadilah perdebatan tentang siapa yang akan menandatangani naskah proklamasi,
yang akhirnya atas usul pemuda Sukarni, teks proklamasi ditandatangani oleh
Sukarno Hatta atas nama bangsa Indonesia, naskah kemudian diketik oleh Sayuti
Melik dengan beberapa perubahan dari hasil tulisan tangan Sukarno sebagai
konsep, yaitu :
1. Kata tempoh diubah menjadi tempo
2. Djakarta 17-8-’05 diubah menjadi Djakarta hari 17 boelan
8 tahoen ‘05
3. Wakil wakil bangsa Indonesia diubah menjadi atas nama
bangsa Indonesia.
Naskah yang diketik oleh Sayuti
Melik inilah yang dianggap naskah yang otentik.
Perhatikan naskah proklamasi konsep
tangan Sukarno dengan hasil ketikan Sayuti Melik dibawah ini.
Kedua: diputuskan
bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dibacakan oleh Ir. Sukarno di
kediamannya Jln. Pegangsaan Timur no 56 Jakarta.
2.3.
Pelaksanaan Proklamasi Dan Penyebarluasannya
Semula sukarni mengusulkan agar teks proklamasi
kemerdekaan dibacakan di lapangan Ikada (sekarang Monas), dengan maksud agar
seluruh bangsa Indonesia mengetahuinya, akan tetapi Ir.Sukarno tidak
sependapat, karena pembacaan ditempat tsb akan mengundang bentrokan antara
rakyatdengan pemerintah militer Jepang, dengan alas an tsb, maka disepakati
proklamasi akan dilaksanakan di kediaman Ir. Sukarno dan dibacakan oleh Sukarno
Hatta.
Tepat hari
jumat jam 10.00 WIB, naskah proklamasi dibacakan, ini merupakan peristiwa
sangat penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sesudah naskah proklamasi
selesai dibacakan, acara dilanjutkan dengan pengibaran Sang Saka merah putih
oleh Pemuda Suhud dan eks sudanco Latif Hendraningrat dengan disaksikan segenap
yang hadir, upacara diakhiri dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.Dalam
suasana yang sangat sederhana itu telah sampailah bangsa Indonesia ke ambang
pintu kemerdekaannya. Satu persatu hadirin meninggalkan tempat dengan tenang
dan dengan tekat bulat untuk mempertahankan kemerdekaan.
Meskipun hanya berlangsung singkat, namun peristiwa
proklamasi kemerdekaan mengandung arti yang sangat penting dan membawa
perubahan yang sangat besar dalam kehidupan bangsa Indonesia, yaitu :
1.     Proklamasi
merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya
2.     Dengan
proklamasi berarti bangsa Indonesia mendapat kebebasan untuk menentukan
nasibnya sendiri sebagai bangsa yang berdaulat.
3.     Proklamasi
merupakan jembatan emass untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Teks proklamasi yang telah dirumuskan tanggal 16 Agustus
1945 dan dibacakan tanggal 17 Agustus 1945 beberapa saat kemudian berhasil
diselundupkan ke kantor pusat pemberitaan pemerintah jepang yang bernama Domei
(sekarang kantor berita antara). Para pejuang di kantor berita Domei antara
lain Adam Malik,Rinto Alwi, Asa Bafaqih dan. P.Lubis. Pada tanggal 17 Agustus
1945, sekitar pukul 18.30 WIB, wartawan kantor berita Domei yang bernama
Syarifudin berhasil masuk ke gedung siaran radio Hoso Kanzi Kyoku (sekarang
RRI), uantuk menyampaikan teks proklamsi dan pada pukul 19.00 berhasil disiarkan.
Berita
Proklamasi kemerdekaan Indonesia juga disebarluaskan melalui media surat kabar
atau pers. “Harian Suara Asia” di Surabaya adalah Koran pertama yang
menyiarkan proklamasi. Kemudian disusul oleh “Harian Cahaya Bandung”yang memuat
pembukaan UUD. Para pemuda yang berjuang lewat pers antara lain BM DiAH,
Sukarjo Wiryopranoto, Iwa KusumaSumantri, Ki Hajar Dewantoro, Otto Iskandar
Dinata, GSSJ Ratulangi, Adam Malik, Sayuti Melik, Madikin Wonohito, Sumanang
SH, Manai Sopiaan, Ali Hasyim dan lain lainnya.
Usaha usaha lain untuk menyebarkan berita proklamasi
adalah melalui penyebaran dan pemasangan pamflet, plakat, poster, coretan
coretan pada tembok dan kereta api. Dengan demikian dalam waktu yang tidak lama
berita proklamasi kemerdekaan Indonesia segera tersebar ke seluruh Indonesia
dan ke dunia luar.
2.4.
Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Setelah pelaksanaan proklamasi kemerdekaan tanggal 17
Agustus 1945, maka para pejuang bangsa Indonesia mulai menata kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan menyusun alat kelengkapan Negara. Usaha menyusun
alat kelengkapan Negara antara lain dilakukan melalui :
a. Sidang PPKI
yang I, tanggal 18 Agustus 1945, keesokan harinya setelah proklamasi dengan
keputusan :
1.     Mengesahkan
UUD 1945
2.     Memilih
presiden dan wakil presiden
3.     Untuk sementara
waktu tugas presiden akan dibantu oleh Komite Nasional
b. Sidang PPKI yang kedua, tanggal 19
Agustus 1945, dengan keputusan :
1.     Menetapkan 12
kementrian
2.    
Membagi wilayah RI menjadi 8 propinsi
yang dikepalai oleh Gubernur
c. Sidang PPKI yang ketiga, tanggal 22
Agustus 1945, dengan keputusan :
1.     Membentuk
Komite Nasional Indonesia yang akan berfungsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat
yang  berkedudukan di Jakarta, dengan ketuanya Mr. Kasman Singodimejo.
2.     Membentuk
Partai Nasional Indonesia, yang ditetapkan sebagai satu satunya partai di
Indonesia, namun hal ini menimbulkan reaksi keras dari berbagai kalangan yang
menghendaki agar masyarakat diberi kebebasan untuk mendirikan partai politik,
hal ini mendorong keluarnya maklumat pemerintah tanggal 3 November 1945 no X
yang berisi tentang pembentukan partai partai politik.
3.     Membentuk Badan
Keamanan Rakyat, yang beranggotakan para pemuda bekas HEIHO, PETA dan KNIL, dan
anggota anggota badan semi militer lainnya.
Pada tanggal 5 oktober 1945 pemerintah membentuk Tentara
keamanan Rakyat (TKR), sebagai panglimanya diangkat Supriyadi, namun karena
tidak pernah muncul, maka posisinya digantikan oleh Sudirman, sedangkan sebagai
kepala staf umum diangkatlah Oerip Sumoharjo. Nama TKR kemudian diubah menjadi
Tentara Republik Indonesia (TRI), sesuai dengan maklumat pemerintah 26 Januari
1946, dan pada tanggal 7 Juni 1947 nama TRI diubah menjadi Tentara Nasional
Indonesia (TNI).
2.5. Dukungan
Spontan Terhadap Proklamasi dan Tindakan Tindakan Heroik
2.5.1. Pernyataan
Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Pada tanggal 5 September 1945, di Yogyakarta Sri Sultan
HB IX Sultan Yogyakarta menyatakan dukungan terhadap Proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Adapun isi dari pernyataannya adalah :
1.     Bahwa negeri
Ngayogyakarta Hadiningrat yang bersifat kerajaan adalah daerah  Istimewa dari Negara RI
2.     Bahwa Sultan
Ngayogyakarta sebagai kepala daerah memegang kekuasaan dalam negeri Ngayogyakarta
Hadiningrat, oleh karena itu segala urusan pemerintahan dalam negeri Yogyakarta
ditangan Sultan
3.    
Bahwa perhubungan antara negeri
Ngayogyakarta Hadiningrat dengan pemerintah pusat RI bersifat langsung dan
sultan bertanggung Jawab atas negeri Yogyakarta langsung kepada Presiden RI.
2.5.2. Rapat
Raksasa di Lapangan Ikada
Pada tanggal 19 September 1945 di lapangan Ikada
diselenggarakan rapat untuk menyambut proklamasi kemerdekaan. Tapi karena
penjagaan tentara Jepang sangat ketat, maka rapat hanya berlangsung
singkat.Presiden Sukarno berpidato dengan singkat dan berpesan supaya rakyat
kembali dengan tenang dan mempercayakan pada pemimpin. Rapat Raksasa di
lapangan ikada menunjukkan tekad bangsa Indonesia untuk merdeka. Arti penting
rapat raksasa di Lapangan Ikada adalah “menjadi bukti pertama kewibawaan
pemerintah RI terhadap rakyatnya
2.5.3. Tindakan Tindakan Heroik
Tindakan
heroik diambil oleh bangsa Indonesia sesuai dengan perintah proklamasi, secara
spontan rakyat Indonesia mengadakan tindakan mengambil alih kekuasaan dari
tangan Jepang, baik secara damai maupun kontak senjata.. Dengan tekad bulat bangsa
Indonesia mempertahankan kemerdekaan. Tujuan Bangsa Indonesia melucuti tentara
Jepang adalah sebagai berikut :
1.
untuk mendapatkan senjata sebagai
modal perjuangan selanjutnya:
2.
untuk mencegah agar senjata Jepang
tidak jatuh ketangan Sekutu
3.
untuk mencegah agar senjata Jepang
tidak digunakan Jepang untuk membunuh rakyat
   Beberapa tindakan heroik itu antara lain
adalah :
·       Perebutan
pangkalan udara bugis (sekarang abdul Rahman Saleh di Malang) pada tanggal 18
september 1945
·       Penurunan
Bendera Belanda dari puncak hotel Yamato di Surabaya,tanggal 19 September 1945.
·       Rapat Raksasa
di lapangan Ikada
·       Pertempuran lima hari di Semarang
(14-19 oktober 1945)
·       Pertempuran
Krueng Panjo Aceh tanggal 24 November 1945
·       Pertempuran Bogor, tanggal 8
Desember 1945
·       Pertempuran Cibadak, tanggal 9
Desember 1945
·       Perlawanan rakyat Irian tanggal 14
Maret 1948.
BAB
III
PENUTUP
3.1.         
Kesimpulan
Jadi Negara kesatuan Republik Indonesia terbentuk
diawali dari terdengarnya berita kekalahan jepang oleh sekutu, maka golongan pemuda segera menemui
Bung Karno dan Bung Hatta. Dengan juru bicara Sutan Syahrir, para pemuda
meminta agar Bung Karno dan Bung Hatta segera memperoklamasikan kemerdekaan
saat itu juga. Dengan melalui berbagai pembicaraan dengan pemimpin-pemimpin
Indonesia, diputuskan dua hal sebagai berikut : 
Pertama : diputuskan untuk segera
merumuskan teks/naskah proklamasi, adapun yang merumuskan adalah Sukarno, Hatta
dan Ahmad Subardjo. Setelah naskah selesai dirumuskan dan disetujui isinya.
Kedua:
diputuskan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dibacakan oleh Ir.
Sukarno di kediamannya Jln. Pegangsaan Timur no 56 Jakarta.
Tepat hari
jumat jam 10.00 WIB, naskah proklamasi dibacakan, beberapa saat
kemudian berhasil diselundupkan ke kantor pusat pemberitaan pemerintah jepang
yang bernama Domei (sekarang kantor berita antara) dan di Hoso Kanzi Kyoku
(sekarang RRI), untuk menyampaikan teks proklamsi dan pada pukul 19.00 WIB
berhasil disiarkan. Setelah pelaksanaan proklamasi kemerdekaan tanggal 17
Agustus 1945, maka para pejuang bangsa Indonesia mulai menata kehidupan
berbangsa dan bernegara dengan menyusun alat kelengkapan Negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar